Biologi Perkembangan Tumbuhan : Perkecambahan Serbuk Sari
PERKECAMBAHAN SERBUK SARI
A. Tujuan : Mengamati serbuk sari yang berkecambah
secara in vitro
B.
Hasil
dan Pembahasan
Bunga
Tapak Dara Setengah Mekar Dingin (suhu 20°C)
|
Bunga
Tapak Dara Setengah Mekar, suhu 30°C (panas)
|
Bunga
Tapak Dara Mekar suhu 20°C (dingin)
|
Bunga
Tapak Dara Mekar Suhu 30°C (panas)
|
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati serbuk
sari yang berkecambah secara in vitro. Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah
serbuk sari tanaman tapak dara (Vinca
rosea), larutan sukrosa 10%, api bunzen, tusuk gigi, gelas benda cekung dan
penutupnya, mikroskop, dan pipet tetes. Bunga tapak dara dipilih dalam
praktikum kali ini karena bunga ini tumbuhnya tidak mengenal musim, mudah
ditemukan di mana-mana, waktu perkecambahan singkat sehingga cocok untuk digunakan
praktikum, mengingat waktu yang disediakan untuk praktikum juga terbatas.
Langkah yang praktikan lakukan adalah mengambil
serbuk sari bunga tapak dara dengan cara membuka bagian tengah mahkota bunga
yang berbentuk bulat. Benang sari dan antera bunga ini terdapat di disitu.
Setelah itu praktikan mengambil benang sari dengan menggunakan tusuk gigi dan
menaburkan serbuk sarinya pada gelas benda cekung yang telah ditetesi larutan
sukrosa 10%. Langkah selanjutnya adalah mengamati di bawah mikroskop. Untuk
serbuk sari yang menggunakan suhu 30°C (panas), praktikan memanaskan larutan
sukrosa diatas nyala api bunzen hingga didapat suhu yang diinginkan,
selanjutnya sama dengan langkah sebelumnya, yaitu meneteskan larutan sukrosa
10% pada gelas benda cekung, menaburkan serbuk sari, dan menutup dengan gelas
penutup, terakhir mengamatinya di bawah mikroskop. Pengamatan dilakukan rentang
waktu 5menit selama 30 menit.
Perkecambahan serbuk sari secara in vitro ini
digunakan untuk menguji viabilitas serbuk sari. Prinsip dari perkecambahan in vitro ini adalah
menyamakan kondisi medium dengan kondisi kepala putik,
tempat dimana serbuk sari berkecambah secara alami. Medium yang
digunakan harus mendekati kondisi lingkungan di kepala putik, agar
serbuk sari dapat berkecambah dengan baik. Selain perkecambahan secara in
vitro, dikenal juga perkecambahan secara in vivo, yang mana perkecambahan ini
serbuk sari diserbukkan di kepala putik. Perkecambahan secara in vivo memakan
waktu yang cukup lama, sehingga pada praktikum kali ini menggunakan
perkecambahan secara in vitro yang lebih praktis.
Serbuk sari (pollen
grain) merupakan sebuah sel hidup yang berisi sel kelamin jantan pada bunga
(mempunyai protoplasma) yang terbungkus oleh dinding sel. Dinding serbuk sari
mempunyai peranan yang sangat penting untuk melindungi serbuk sari dalam
perjalanannya dari kepala sari menuju putik. Dinding serbuk sari mempunyai dua
lapisan dasar yaitu eksin dan intin. Intin adalah lapisan bagian dalam yang
dibangun dari bahan selulose. Eksin adalah lapisan dinding bagian luar yang
tersusun atas sporopolenin. Sporopolenin ini tahan terhadap dekomposisi fisik
maupun biologis. Pada permukaan eksin ini, terdapat celah atau pori yang
disebut apertura yang mempunyai dinding tipis, dan digunakan oleh serbuk sari
untuk jalan keluarnya buluh serbuk sari, sehingga sering juga disebut celah
perkecambahan.
Kepala putik yang telah masak biasanya mengeluarkan
lendir yang mengandung gula dan zat-zat lain yang diperlukan untuk
perkecambahan serbuk sari. Bilamana serbuk sari jatuh di atas kepala putik,
maka dalam keadaan normal akan menyerap cairan yang dihasilkan oleh kepala
putik, kemudian akan menggembung dan berkecambah. Untuk perkecambahan serbuk
sari umumnya diperlukan suhu berkisar antara 15°C sampai 35°C. Pada suhu yang
lebih tinggi akan terjadi penguapan sehingga banyak serbuk sari yang kering.
Pada suhu 40°C sampai 50°C banyak serbuk sari mati. Sebaliknya pada suhu yang
terlalu rendah misalnya di bawah 10°C, tidak ada serbuk sari yang dapat
berkecambah. Pada umumnya suhu optimum yang diperlukan untuk perkecambahan
serbuk sari berkisar pada 25°C.
Penyerbukan merupakan peristiwa pemindahan
atau jatuhnya pollen dari anther pada kepala putik (stigma) baik pada bunga yang sama atau bunga lain yang masih dalam
satu spesies. Jika pollen sesuai (compatible),
pollen akan berkecambah pada kepala putik dan membentuk sebuah tabung pollen
yang akan membawa gamet jantan pada gametofit betina. Suatu senyawa protein
tertentu pada awal pembentukan pollen yang disebut Lectin, terdapat di dalan
exine dan intine. Lectin berperan penting dalam mekanisme mengenali antara
putik-pollen. Namun bila pollen tidak sesui (incompatible), perkecambahan pollen akan terhambat atau pertumbuhan
tabung pollen akan tertahan dalam jaringan pemindah.
Pollen akan segera berkecambah setelah beberapa
menit dilepas oleh anther, bila
ketersediaan dari air, garam anorganik tertentu, termasuk boron dan sumber
energi seperti sukrose cukup. Tabung pollen akan masuk ke dalam stigma melalui
diantara sel-sel jaringan pemindah di dalam stylus dan akhirnya mencapai ovul.
Waktu yang diperlukan pollen untuk mencapai ovul antara 12-24 jam. Waktu yang
digunakan untuk proses tersebut bagi setiap spesies adalah tidak sama.
Pemanjangan tabung pollen adalah tetap untuk setiap
spesies. Ketika butir pollen siap dipencarkan, pollen ini dalam keadaan
dormansi dengan kadar air antara 10-15% hampir mirip dengan biji. Pada
Gramineae mempunyai umur pollen yang relatif pendek, misalnya pollen Paspalpum
akan kehilangan viabilitasnya setelah 30 menit. Kebanyakan pada tanaman
berbunga pollen akan mengalami penurunan secara drastis setelah 12 jam
mengalami dehiscence. Namun
viabilitas pollen dapat diperpanjang dalam keadaan artifisial yaitu bila
disimpan pada temperatur dan kelembaban yang rendah.
Serbuk sari yang baik diperoleh dari kuncup bunga
yang telah dewasa (hampir mekar). Pada saat itu ruang sari belum pecah dan
berisi penuh dengan serbuk sari dengan daya tumbuh yang tinggi. Serbuk sari
makin lama berada di alam bebas makin berkurang daya pertumbuhannya sampai
suatu saat tidak dapat tumbuh sama sekali. Kemampuan ini disebut dengan
viabilitas serbuk sari.
Viabilitas serbuk sari dapat diketahui dengan
menumbuhkannya secara in vitro dengan menggunakan medium buatan. Medium yang
digunakan ada 2 macam, yaitu medium A yang terdiri atas 0,5% sukrosa, 20% agar
dan 0,001% H3BO3 atau medium B yang terdiri atas 30 g/l sukrosa, 300 mg/l
Ca(NO3)2.4H2O, 200 mg/l MgSO4.7H2O, 10 mg/l KNO3 dan 100 g/l H3BO3. Namun
medium yang paling banyak digunakan adalah medium A karena mudah dalam
pembuatan dan biaya yang dikeluarkan tidak begitu banyak. Penambahan pada
medium dapat mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan buluh serbuk sari.
Pembuatan media tumbuh serbuk sari ini pada prinsipnya disamakan dengan
lingkungan dimana serbuk sari itu tersimpan pada kantong yang ada pada bunga
(lingkungan disamakan dengan lingkungan aslinya).
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada
lima menit pertama baik bunga tapak dara setengah mekar suhu 30°C maupun mekar suhu
20°C, serta mekar suhu 30°C mulai terlihat perkecambahannya, yang ditandai
dengan munculnya buluh yang merupakan pemanjangan dari intin yang
berada pada dinding serbuk sari. Intin ini akan memanjang, menembus pada
wilayah apertura serbuk sari. Pembentukan buluh sari ini bertujuan untuk
memberikan jalan bagi sel sperma untung dapat mencapai bakal biji dan melakukan
pembuahan. Akan tetapi, pada serbuk sari yang diambil dari bunga tapak dara
setengah mekar suhu 20°C pada lima menit pertama belum terlihat pemanjangan
buluh. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor usia, juga suhu. Akan tetapi
menurut teori, serbuk sari yang baik didapat dari kuncup bunga yang telah
dewasa (hampir mekar atau setengah mekar), sehingga dapat dimungkinkan karena
praktikan yang membiarkan serbuk sari terlalu lama dan tidak langsung
menutupnya dengan gelas penutup. Hal ini dapat menyebabkan media pengamatan
mengering dan serbuk sari tidak dapat berkecambah dengan baik.
Pada menit kesepuluh hingga ketiga puluh buluh sari
terus berkecambah dan setiap serbuk sari hanya satu buluh saja yang
berkecambah, sehingga biasa disebut monosifonus. Dari hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa serbuk sari yang diambil dari bunga tapak dara mekar dengan
pemanasan suhu 30°C mempunyai daya perkecambahan yang paling lambat jika
dibandingkan dengan lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena usia bunga yang
tua, sehingga viabilitas serbuk sari menurun. Serbuk sari yang baik diperoleh
dari kuncup bunga yang telah dewasa (hampir mekar), sebab pada saat itu ruang
sari belum pecah dan berisi penuh dengan serbuk sari dengan daya tumbuh tinggi.
Jadi, perkecambahan serbuk sari dapat dipengaruhi
oleh faktor usia dan suhu. Dalam praktikum kali ini suhu yang digunakan adalah
suhu optimum (berkisar ±25°C yaitu 20°C dan 30°C) sehingga serbuk sari dapat
berkecambah dengan baik. Selain itu serbuk sari juga didapat dari bunga tapak
dara yang dewasa, yang mana pada saat itu ruang sari belum pecah dan berisi
penuh dengan serbuk sari dengan daya tumbuh yang tinggi, sehingga dapat
terlihat dengan jelas di bawah mikroskop perkecambahan serbuk sarinya.
C.
Kesimpulan
Perkecambahan serbuk sari secara in-vitro digunakan
untuk mengetahui daya perkecambahan atau daya tumbuh (viabilitas) serbuk sari
dengan menggunakan media buatan yang terdiri atas 1-2% agar yang telah
dilarutkan pada cairan gula pada konsentrasi tertentu. Pada prinsipnya lingkungan
yang ada pada medium buatan dibuat sama dengan lingkungan pada kepala putik,
sehingga perkecambahan serbuk sari dapat terjadi. Pertumbuhan buluh serbuk
sari diawali oleh pemanjangan intin yang menembus apertura dimana pada intin
terdapat inti vegetatif dan dua inti generatif. Viabilitas perkecambahan serbuk
sari dipengaruhi oleh usia, serta suhu.
- Diskusi
1. Apa
tujuan pengamatan perkecambahan serbuk sari secara in vitro ?
Jawab
: Untuk menguji viabilitas atau daya tumbuh serbuk sari.
2. Secara
alami, dimana terjadi perkecambahan serbuk sari?
Jawab
: Secara alami perkecambahan serbuk sari terjadi di kepala putik.
3. Apa
yang dimaksud dengan polinasi dan fertilisasi?
Jawab
: a. Polinasi adalah proses pemindahan serbuk sari dari kepala sari
(anthera) ke kepala putik (stigma).
b. Fertilisasi
adalah proses pertemuan atau meleburnya inti generatif 1 (sel sperma) dengan
sel telur (ovum) yang membentuk zigot dan inti generatif 2 (sel sperma) dengan
inti polar membentuk endosperm pada tumbuhan angiospermae.
4. Apa
fungsi pembentukan buluh serbuk sari?
Jawab
: Sebagai jalan bagi sel sperma untuk dapat bertemu dengan sel telur pada bakal
biji agar dapat melakukan pembuahan.
5.
Berapa jumlah inti yang terdapat di dalam buluh serbuk sari angiospermae?
Jawab
: Di dalam buluh serbuk sari angiospermae,terdapat tiga inti yaitu 1 inti
vegetatif dan 2 inti generatif (sel sperma)
Comments
Post a Comment