Mikrobiologi : Nutrisi Mikroba
NUTRISI
MIKROBA
A.
Tujuan
:
1. Mengetahui
jenis-jenis mikronutrien dan perannya bagi sel bakteri
2. Mengetahui
jenis-jenis makroonutrien dan perannya bagi sel bakteri
3. Mengetahui
mekanisme transport nutrien ke dalam sel bakteri yang meliputi transport pasif,
transport aktif, difusi terfasilitasi, transport zat besi, dan translokasi
gugus.
4. Mengetahui
perolehan energi sel pada mikroba aerob, an aerob, fotosintetik (aerob dan
anaerob), dan mikroba fakultatif.
B.
Pembahasan
1.
Nutrisi
Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap
mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi
tertentu pula.
Nutrisi
merupakan aspek yang menyangkut fisiologi
yang disepakati sebagai suplai monomer (bahan dasar monomer)
yang dibutuhkan sel untuk tumbuh. Substansi yang diperlukan untuk
tumbuh ini disebut nutrien. Organisme berbeda mempunyai kebutuhan nutrien yang
berbeda pula, serta beda organisme berbeda kebutuhan nutriennya dan jumlah
kebutuhannya.
2. Mikronutrien
Adalah
nuttrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya adalah Mangan, seng, kobalt, molibdenum, nikel,
Boron, Chromium, Besi, Manganase, Selenium, Vanabdium, Zink, dan tembaga.
Nutrien ini tersedia di alam bersama sumber nutrisi makro. Mikronutrien
berperan sebagai kofaktor dan bagian enzim.
Elemen
|
Fungsi
|
Boron (B)
|
Antibiotik poliketid
|
Chromium (Cr)
|
|
Cobalt (Co)
|
Vitamin B12, transkarboksilase
|
Copper (Cu)
|
Respirasi, sitokrom C oksidase, fotosintesis,dll
|
Besi (Fe)
|
Sitokrom, katalase, peroksidase, protein Fe-S, oksigenase.
|
Manganase (Mn)
|
Aktivator kebanyakan enzim.
|
Molibdenium (Mo)
|
Nitrogenase, nitrat reduktase, sulfid oksidase, dll.
|
Nikel (Ni)
|
Urease, hidrogenase, koenzim metanogen.
|
Selenium (Se)
|
Format dehidrogenase, hidrogenase
|
Vanadium (V)
|
Vanadium nitrogenase, bromoperoksidase
|
Zinc (Zn)
|
Alkohol dehidrogenase, RNA dan DNA polimerase.
|
3. Makronutrien
merupakan nutirn yang dibutuhkan dalam jumlah besar. komponen
utama sel meliputi karbon, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur, kalium, kalsium,
magnesium, dan besi. C, H, O, N, S dan P ada dalam bentuk karbohidrat, protein,
lipid dan asam nukleat K dibutuhkan untuk aktivitas enzim, sintesis protein. Ca
berfungsi dalam resistensi endospora bakteri terhadap panas Mg kofaktor pada
banyak enzim, kompleks dg ATP, stabilitas ribosom dan membran sel. Fe bagian
dari sitokrom dan kofaktor untuk enzim.
Berikut tabel elemen makronutrien dan
fungsinya.
Elemen
|
Fungsi Fisiologi
|
Berat Kering
|
Hidrogen (H)
|
Penyusun senyawa organik dan air
|
8
|
Oksigen (O)
|
Penyusun senyawa organik dan air
|
20
|
Carbon (C)
|
Penyusun senyawa organik
|
50
|
Nitrogen (N)
|
Penyusun protein, asam nukleat, dan koenzim
|
14
|
Sulfur (S)
|
Penyusun protein dan beberapa koenzim, sintesis asam amino
(Sistein, methionin), komponen vitamin (Thiamin, Biotin, asam lipoat.
|
1
|
Phosphor (P)
|
Penyusun asam nukleat, fosfolipid, dan koenzim
|
3
|
Magnesium (Mg)
|
Kofaktor sejumlah reaksi enzim (ATP), stabilisasi (membran,
ribosom, asam nukleat, aktivitas enzim)
|
0,5
|
Mn
|
Kofaktor beberapa enzim
|
0,1
|
Kalsium (K)
|
Kofaktor enzim (protease), pompa Na
|
0,5
|
Zat besi (Fe)
|
Kofaktor beberapa enzim, komponen sitokrom (Pada sistem
respirasi)
|
|
Potasium
|
Dalam sintesis Protein (semua organisme)
|
|
Sodium (Na)
|
Pertumbuhan (Bakteri halofilik)
|
|
4.
Transport Nutrien
Untuk dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya, mikroorganisme melakukan transport nutrient dari
lingkungan. Transport ini dapat dilakukan dengan cara transport aktif dan transport pasif. Transport pasif merupakan proses
transport yang tidak menggunakan energi dari sel, energi untuk transport
ini didapat dari energi yang terjadi dari gradient elektrokimia. Yang termasuk
transport pasif diantaranya difusi sederhana, difusi terfasilitasi, dan
osmosis. Transport aktif merupakan transport yang memerlukan energy dari ATP
untuk memindahkan nutrient atau substansi dari sisi yang berlawanan.
Pada transport sederhana, air diangkut dengan
cara osmosis. Osmosis merupakan perpindahan zat pelarut dari gradient tinggi ke
gradient yang lebih rendah melalui membrane semi permeable.
Kecuali air, beberapa jenis senyawa dapat
memasuki sel melalui difusi. Dalam proses ini solute melintasi membran yang
semipermiabel itu sebagai akibat pergerakan molekuler acak dan tidak berinteraksi
secara khusus dengan zat apapun pada membran. Mekanisme lain yang dipakai
zat-zat untuk melintasi membran semi permiabel tersebut adalah :
·
Difusi sederhana (Simple diffusion)
Difusi sederhana adalah perpindahan solute
atau molekul yang menggunakan energi dari gradient elektrokimia, untuk
dapat memasuki sel melalui membran.
Molekul yang dapat menggunakan difusi
sederhana diantaranya : oksigen, karbon dioksida, dan zat kimia yang larut
dalam lemak.
·
Difusi dipermudah (facilitated diffusion)
Difusi yang dipermudah merupakan perpindahan
molekul atau solute yang menggunakan energi dari garient elektrokimia serta
memerlukan chanel atau protein pembawa untuk lintasannya. Molekul yang dapat menggunakan difusi
dipermudah diantaranya : glukosa, fruktosa, urea, dan beberapa vitamin.
Pada difusi dipermudah, molekul solute
bergabung secara reversible dengan suatu molekul menghantar protein khusus
(portir) pada membrane dan kompleks solute, penghantar tersebut bergerak antara
pemukaan-permukaan membran sebelah dalam dan luar, melepaskan satu
molekul solute yang baru. Tipe difusi ini selalu memindahkan molekul-molekul
solute dari daerah konsentrasi tinggi ke yang lebih rendah.
Baik difusi sederhana maupun difusi dipermudah tidak membutuhkan energi
metabolik, juga tidak menyebabkan konsentrasi ataupun akumulasi solute melawan
gradient elektro kimiawi atau osmosis
Gambar : a. osmosis.
b. difusi sederhana. c. difusi terfasilitasi
Ketika terjadi transport nutrient melalui
difusi terfasilitasi, terjadi mekanisme “ping” dan “pong” pada protein
kariernya. Pada formasi “pong” sisi pengikatan nutrient pada protein karier
membuka ke arah luar membrane atau menuju gradient elektrokimia tinggi. Pada
formasi “ping” posisi pegikatan nutrient pada protein karier membuka ke arah
dalam dari membran. Perpindahan antara “ping” dan “pong” terjadi secara acak
dan reversible setelah selesai melakukan transport. Karena konsentrasi nutrient
di luar membran lebih tinggi, maka banyak nutrient yang terikat pada protein
karier formasi pong dari pada ping, sehingga terjadi transport nutrient dari
luar sel ke dalam sel yang disebabkan oleh perbedaan gradient
elektrokimia.
Gambar : Mekanisme
“ping dan pong” pada transport difusi terfasilitasi
Tidak semua
molekul dapat menggunakan difusi atau transport pasif untuk dapat melintasi
membran, ada molekul yang tidak dapat melintasi membran dengan transport pasif,
maka molekul tersebut harus menggunakan cara transport lain untuk dapat masuk
ke dalam membran.
Gambar : Beberapa
molekul yang dapat masuk ke membran begitu saja dengan transport pasif, dan
molekul yang tidak dapat masuk ke membran harus menggunakan transport yang
lain.
Dua mekanisme lainnya yang membawa solute
melintasi membran yaitu :
1. Translokasi kelompok
Pada translokasi kelompok, substansi yang akan
diangkut harus dimodifikasi secara kimiawi sebelum diangkut kedalam sel oleh
penghantar. Proses yang menuju pada modifikasi kimiawi membutuhkan energy
metabolik.
Contoh yang baik mengenai translokasi
kelompok ialah pengangkutan senyawa-senyawa gula tertentu. Seperti gluksa,
fruktosa, manosa kedalam sel. Dalam proses ini, mula-mula suatu protein yang
tahan panas (HPr) diaktivasi dengan cara memindahkan sebuah gugusan fosfat dari
senyawa berenergi tinggi fospoenolpiruvat (PEP) pada HPr didalam sel,seperti
tampak pada
Enzim 1
PEP +HPr
Piruvat + fosfo – HPr
Pada saat yang bersamaan ,gula bergabung
dengan enzim 2 pada permukaan membrane dan diangkut ke
permukaan dalam membrane. Disini lalu bergabung dengan gugusan fosfat
yang dibawa oleh HPr teraktivasi. Gula fosfat tersebut kemudian dilepaskan oleh
enzim 2 dan memasuki sel. Reaksi ini dapat disingkat sebagai berikut :
Fosfo-HPr + gula
gula-fosfat + HPr
(di luar
sel)
(didalam sel)
Reaksi pengangkutan ini hanya mengangkut gula
ke dalam sel, karena gulla fosfat didalam sel tidak mempunyai afinitas terhadap penghantar
HPr dan enzim 1 adalah protein
sitoplasmik terlarut. HPr mempunyai berat molekul rendah dan dapat dimurnikan
sampai taraf yang tinggi. Enzim 2 terikat pada membrane dan spesifik bagi
senyawa-senyawa gula tertentu yang diangkutnya. Enzim tersebut telah dapat
dilarutkan dan dimurnikan sebagian Proses-proses translokasi kelompok lainnya
yang diketahui mencakup pengambilan adenine dan butirat pada permukaan luar sel
dan pengubahannya pada permukaan dalam membrane, masing-masing menjadi
adenosinemenofosfat (AMP) dan butiril-KoA.
Gambar :
T1 : tempat pengikatan
glukosa yang membuka ke bagian luar membran
T2 : tempat pengikatan
glukosa yang membuka ke bagian dalam membran
1. 1. Glukosa
terikat pada sisi T1 tanpa ATP
2. 2. Pengubahan
formasi glukosa dari Sout . T1menjadi Sin . T2,
karena terjadi lintas membrane
3. 3. Glukosa
dilepaskan ke sitoplasma melalui T2
4. 4. Transporter
kembali ke bentuk semula.
1. Transport aktif.
Pada transport aktif,
solute diangkut oleh suatu penghantar osmotic atau elektrokimiawi dengan
menggunakan energi metabolic. Kecuali dalam hal kebutuhannya akan energi
metaboloik untuk melangsungkan pengankutan ini, transport aktif banyak
persamaanya dengan difusi dipermudah. Hampir semua solute termasuk
gula, asam amino, peptida, nukleusida dan ion-ion, diambil oleh sel melalui
transport aktif, ketiga langkahnya adalah :
1. Pengikatan solud pada
situs penerima pada protein penghantar yang terikat pada membran
2. Translokasi kompleks
solute penghantar melintasi membrane
3. Penggandengan
translokasi pada suatu reaksi penghasil energi untuk mengurangi afinitas
penghantar protein terhadap solute pada permukaan dalam membrane sehingga
protein penghantar akan melepaskan solute tersebut kedalam sel.
Telah diusulkan beberapa mekanisme untuk
menjelaskan dasar molekuler angkutan aktif solut pada mikroorganisme.
Bukti-bukti yang ada menyarankan bahwa angkutan aktif juga dapat dijelaskan
dengan teori kemiosmotik Mitchell. Dalam hal ini, energi yang dilepaskan selama
mengalirnya electron atau lepasnya sebuah gugusan fosfat dari ATP mendorong
proton keluar dari sel. Ini membangkitkan perbedaan nilai Ph dan tegangan
listrik antara daerah di dalam dan diluar sel atau melintasi membrane. Gradient
proton ini menciptakan tenaga yang digerakkan oleh proton (daya protonmotif)
yang dapat digunakan untuk memompa solute ke dalam sel. Ketika proton memasuki
kembali sel, mungkin dengan cara menginduksi perubahan konfirmasi pada molekul
penghantar sehingga afinitasnya terhadap solute berkurang dan solute tersebut
dilepaskan ke dalam sel.
Selain transport nutrient dengan cara transport aktif dan pasif yang telah
dijelaskan, terdapat beberapa nutrient yang memerlukan cara khusus untuk dapat
ditambat dan dimanfaatkan oleh mikroorganisme, diantaranya :
1. Amonia
Bakteri yang mampu memanfaatkan ammonia sebagai sumber energi disebut bakteri
penitrifikasi. 5 genus bakteri penitrifikasi adalah Nitosoccocus, Nitrosomonas,
Nitrosospira, Nitrosolobus, Nitrosovibio. Semuanya adalah bakteri
kemolitoautotrof aerob dan juga mampu mengasimilasi CO2 dari siklus calvin. Bakteri penitrofikasi
biasanya hidup di area perbatasan aerob anaerob ,tempat ammonia biasanya
terdifusi didaerah perbatasan tersebut.
Proses nitrifikasi biasanya melibatkan lebih dari satu mikroba. Misalnya
Nitrosomonas mengoksidasi ammonia menjadi nitrit,kemudian dioksidasi menjadi
nitrat oleh Nitrobacter .
Nitrosomonas pertama kali mengoksidasi ammonia nenjadi hidroksiamin dan air
dengan bantuan ammonia monooksigenase (AMO) . hidroksiamin dipindah dari
sitiplasma ke periplasma . kemudian dioksidasi oleh hidroksamin
oksireduktase (HAO) menjadi nitrit. Pada reaksi itu dihasilkan 4 proton dan 4
elektron .4 elektron ditransfer ke sitikrom C554. Dari 4 elektron ,2 elektron ditransfer
ke ubikuinon selanjtnya ditransfer ke AMO dan 2 elektron ditransfer ke sitokrom
C552. Selanjutnya 2 elektron dari sitokrom C554 dipindah ke sitoplasma melalui
sitokrom aa3 dan diterima oleh oksigen menjadi air. perpindahan electron aa3
dikopling dengan antiport dengan perpindahan proton. Jadi pada reaksi itu
sebagian oksigen direduksi menjadi air dan sebagian lagi diinkorporasi dengan
ammonia menjadi hidroksiamin. Sitokrom aa3 dapat megkopling electron dengan
antoport proton karena sitokrom aa3 mampu memindahkan proton jika ada arus
electron yang melewati dirinya.
Gambar : oksidasi
ammonia oleh Nitrosomonas
2. Belerang
Prokariota yang mampu mengoksidasi belerang adalah pengoksidasi sulfur
fotosintetik, pengoksidasi sulfur nonfotosintetik (Beggiatoa,Thiothrix,Thiobacillus).
Sulfur biasanya sebagai sumber energi dan electron. Sulfur tersebut adalah
hydrogen sulfide (H2S). sulfur (So), sulfit (HSO3) dan tiosulfat
(S2O32-). Semuanya dioksidasi menjadi sulfat.
Bakteri pengoksidasi sulfur biasanya tumbuh
pada media rendah oksigen, karena oksidasi sulfur dapat berlangsung cepat, jika
oksigen rendah. Prokariota mengoksidasi sulfur biasanya autotrof, tetapi dapat
berubah menjadi heterotrof, jika terdapat senyawa karbon organic dalam media.
Gambar : Oksidasi
thiosulfat oleh Thiobacilus versutus
Di periplasma
thiosulfat dioksidasi oleh kompleks multienzim mejadi 2 molekul sulfat dan
menghasilkan 8 elektron dan 8 proton. Proton dilepaskan ke periplasma,
sedangkan electron ditransfer ke sitokrom C552 membran
sel. Kemudian, electron ditransfer ke sitokrom oksidase dan akhirnya diterima
oleh oksigen dan proton menjadi air (H2O).
Delapan proton masuk ke sitoplasma melalui ATP
sintase sehingga menghasilkan 2,67 ATP. Selanjutnya, proton yang berada di
sitoplasma bersama 2 molekul oksigen menerima 8 elektron, sehingga menghasilkan
4 molekul air.
3. Besi
Beberapa prokariota
mampu mengoksidasi ion ferri (Fe2+) menjadi ion
ferat (Fe3+) dengan bantuan oksigen. Oksidasi tersebut
berlangsung cepat pada pH netral dan berlangsung lambat pada pH asam.
Thiobacillus
frooxidans mampu mengoksidasi Fe2+, jika
ditumbuhkan pada ferri sulfat (FeSO4), atau hidup
pada lingkungan yang mengandung ferri sulfat. Dua molekul Fe2+ dioksidasi menjadi molekul Fe3+ dan 2 elektron oleh kompleks enzim ferat yang
berada pada membrane luar. Electron ditransfer ke sitokrom C periplasma yang
berasosiasi dengan rustianinoksidase dan dipakai untuk mereduksi oksigen
menjadi air. Karena terjadi perbedaan potensial (di sitoplasma lebih negatif)
maka timbul gradient konsentrasi elektrokimia. Oleh karena itu perlu dilakukan
transport ion K+ untuk menjaga pH. Setelah
dilakukan pemompaan terhadap ion, maka proton dapat masuk kembali ke sitoplasma
melalui kanal ATP sintase yang dapat digunakan untuk sitesis ATP.
Gambar : Oksidasi besi
oleh Thiobacillus ferooxidans
4. Laktosa
Salah satu
mikroorganisme yang dapat memanfaatkan laktosa adalahE.coli. Transport
laktosa ke dalam sel E.coli didahului dengan transport H+ melintasi membrane dengan cara difusi
sederhana (primary transport) ke dalam sel, untuk mengoksidasi berbagai
nutrient, disebabhan oleh adanya gradient proton dan perbedaan potensial
listrik (di dalam sel lebih negatif). Kemudian transport aktif laktosa ke dalam
sel melibatkan symport dari H+ dan laktosa pada transporter laktosa.
Pengambilan laktosa melawan gradient konsentrasi, semuanya tergantung pada
pemasukan H+, yang menyebabkan terjadinya gradient elektrokimia.
NUTRISI
MIKROBA
A.
Tujuan
:
1. Mengetahui
jenis-jenis mikronutrien dan perannya bagi sel bakteri
2. Mengetahui
jenis-jenis makroonutrien dan perannya bagi sel bakteri
3. Mengetahui
mekanisme transport nutrien ke dalam sel bakteri yang meliputi transport pasif,
transport aktif, difusi terfasilitasi, transport zat besi, dan translokasi
gugus.
4. Mengetahui
perolehan energi sel pada mikroba aerob, an aerob, fotosintetik (aerob dan
anaerob), dan mikroba fakultatif.
B.
Pembahasan
1.
Nutrisi
Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap
mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi
tertentu pula.
Nutrisi
merupakan aspek yang menyangkut fisiologi
yang disepakati sebagai suplai monomer (bahan dasar monomer)
yang dibutuhkan sel untuk tumbuh. Substansi yang diperlukan untuk
tumbuh ini disebut nutrien. Organisme berbeda mempunyai kebutuhan nutrien yang
berbeda pula, serta beda organisme berbeda kebutuhan nutriennya dan jumlah
kebutuhannya.
2. Mikronutrien
Adalah
nuttrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya adalah Mangan, seng, kobalt, molibdenum, nikel,
Boron, Chromium, Besi, Manganase, Selenium, Vanabdium, Zink, dan tembaga.
Nutrien ini tersedia di alam bersama sumber nutrisi makro. Mikronutrien
berperan sebagai kofaktor dan bagian enzim.
Elemen
|
Fungsi
|
Boron (B)
|
Antibiotik poliketid
|
Chromium (Cr)
|
|
Cobalt (Co)
|
Vitamin B12, transkarboksilase
|
Copper (Cu)
|
Respirasi, sitokrom C oksidase, fotosintesis,dll
|
Besi (Fe)
|
Sitokrom, katalase, peroksidase, protein Fe-S, oksigenase.
|
Manganase (Mn)
|
Aktivator kebanyakan enzim.
|
Molibdenium (Mo)
|
Nitrogenase, nitrat reduktase, sulfid oksidase, dll.
|
Nikel (Ni)
|
Urease, hidrogenase, koenzim metanogen.
|
Selenium (Se)
|
Format dehidrogenase, hidrogenase
|
Vanadium (V)
|
Vanadium nitrogenase, bromoperoksidase
|
Zinc (Zn)
|
Alkohol dehidrogenase, RNA dan DNA polimerase.
|
3. Makronutrien
merupakan nutirn yang dibutuhkan dalam jumlah besar. komponen
utama sel meliputi karbon, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur, kalium, kalsium,
magnesium, dan besi. C, H, O, N, S dan P ada dalam bentuk karbohidrat, protein,
lipid dan asam nukleat K dibutuhkan untuk aktivitas enzim, sintesis protein. Ca
berfungsi dalam resistensi endospora bakteri terhadap panas Mg kofaktor pada
banyak enzim, kompleks dg ATP, stabilitas ribosom dan membran sel. Fe bagian
dari sitokrom dan kofaktor untuk enzim.
Berikut tabel elemen makronutrien dan
fungsinya.
Elemen
|
Fungsi Fisiologi
|
Berat Kering
|
Hidrogen (H)
|
Penyusun senyawa organik dan air
|
8
|
Oksigen (O)
|
Penyusun senyawa organik dan air
|
20
|
Carbon (C)
|
Penyusun senyawa organik
|
50
|
Nitrogen (N)
|
Penyusun protein, asam nukleat, dan koenzim
|
14
|
Sulfur (S)
|
Penyusun protein dan beberapa koenzim, sintesis asam amino
(Sistein, methionin), komponen vitamin (Thiamin, Biotin, asam lipoat.
|
1
|
Phosphor (P)
|
Penyusun asam nukleat, fosfolipid, dan koenzim
|
3
|
Magnesium (Mg)
|
Kofaktor sejumlah reaksi enzim (ATP), stabilisasi (membran,
ribosom, asam nukleat, aktivitas enzim)
|
0,5
|
Mn
|
Kofaktor beberapa enzim
|
0,1
|
Kalsium (K)
|
Kofaktor enzim (protease), pompa Na
|
0,5
|
Zat besi (Fe)
|
Kofaktor beberapa enzim, komponen sitokrom (Pada sistem
respirasi)
|
|
Potasium
|
Dalam sintesis Protein (semua organisme)
|
|
Sodium (Na)
|
Pertumbuhan (Bakteri halofilik)
|
|
4.
Transport Nutrien
Untuk dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya, mikroorganisme melakukan transport nutrient dari
lingkungan. Transport ini dapat dilakukan dengan cara transport aktif dan transport pasif. Transport pasif merupakan proses
transport yang tidak menggunakan energi dari sel, energi untuk transport
ini didapat dari energi yang terjadi dari gradient elektrokimia. Yang termasuk
transport pasif diantaranya difusi sederhana, difusi terfasilitasi, dan
osmosis. Transport aktif merupakan transport yang memerlukan energy dari ATP
untuk memindahkan nutrient atau substansi dari sisi yang berlawanan.
Pada transport sederhana, air diangkut dengan
cara osmosis. Osmosis merupakan perpindahan zat pelarut dari gradient tinggi ke
gradient yang lebih rendah melalui membrane semi permeable.
Kecuali air, beberapa jenis senyawa dapat
memasuki sel melalui difusi. Dalam proses ini solute melintasi membran yang
semipermiabel itu sebagai akibat pergerakan molekuler acak dan tidak berinteraksi
secara khusus dengan zat apapun pada membran. Mekanisme lain yang dipakai
zat-zat untuk melintasi membran semi permiabel tersebut adalah :
·
Difusi sederhana (Simple diffusion)
Difusi sederhana adalah perpindahan solute
atau molekul yang menggunakan energi dari gradient elektrokimia, untuk
dapat memasuki sel melalui membran.
Molekul yang dapat menggunakan difusi
sederhana diantaranya : oksigen, karbon dioksida, dan zat kimia yang larut
dalam lemak.
·
Difusi dipermudah (facilitated diffusion)
Difusi yang dipermudah merupakan perpindahan
molekul atau solute yang menggunakan energi dari garient elektrokimia serta
memerlukan chanel atau protein pembawa untuk lintasannya. Molekul yang dapat menggunakan difusi
dipermudah diantaranya : glukosa, fruktosa, urea, dan beberapa vitamin.
Pada difusi dipermudah, molekul solute
bergabung secara reversible dengan suatu molekul menghantar protein khusus
(portir) pada membrane dan kompleks solute, penghantar tersebut bergerak antara
pemukaan-permukaan membran sebelah dalam dan luar, melepaskan satu
molekul solute yang baru. Tipe difusi ini selalu memindahkan molekul-molekul
solute dari daerah konsentrasi tinggi ke yang lebih rendah.
Baik difusi sederhana maupun difusi dipermudah tidak membutuhkan energi
metabolik, juga tidak menyebabkan konsentrasi ataupun akumulasi solute melawan
gradient elektro kimiawi atau osmosis
Gambar : a. osmosis.
b. difusi sederhana. c. difusi terfasilitasi
Ketika terjadi transport nutrient melalui
difusi terfasilitasi, terjadi mekanisme “ping” dan “pong” pada protein
kariernya. Pada formasi “pong” sisi pengikatan nutrient pada protein karier
membuka ke arah luar membrane atau menuju gradient elektrokimia tinggi. Pada
formasi “ping” posisi pegikatan nutrient pada protein karier membuka ke arah
dalam dari membran. Perpindahan antara “ping” dan “pong” terjadi secara acak
dan reversible setelah selesai melakukan transport. Karena konsentrasi nutrient
di luar membran lebih tinggi, maka banyak nutrient yang terikat pada protein
karier formasi pong dari pada ping, sehingga terjadi transport nutrient dari
luar sel ke dalam sel yang disebabkan oleh perbedaan gradient
elektrokimia.
Gambar : Mekanisme
“ping dan pong” pada transport difusi terfasilitasi
Tidak semua
molekul dapat menggunakan difusi atau transport pasif untuk dapat melintasi
membran, ada molekul yang tidak dapat melintasi membran dengan transport pasif,
maka molekul tersebut harus menggunakan cara transport lain untuk dapat masuk
ke dalam membran.
Gambar : Beberapa
molekul yang dapat masuk ke membran begitu saja dengan transport pasif, dan
molekul yang tidak dapat masuk ke membran harus menggunakan transport yang
lain.
Dua mekanisme lainnya yang membawa solute
melintasi membran yaitu :
1. Translokasi kelompok
Pada translokasi kelompok, substansi yang akan
diangkut harus dimodifikasi secara kimiawi sebelum diangkut kedalam sel oleh
penghantar. Proses yang menuju pada modifikasi kimiawi membutuhkan energy
metabolik.
Contoh yang baik mengenai translokasi
kelompok ialah pengangkutan senyawa-senyawa gula tertentu. Seperti gluksa,
fruktosa, manosa kedalam sel. Dalam proses ini, mula-mula suatu protein yang
tahan panas (HPr) diaktivasi dengan cara memindahkan sebuah gugusan fosfat dari
senyawa berenergi tinggi fospoenolpiruvat (PEP) pada HPr didalam sel,seperti
tampak pada
Enzim 1
PEP +HPr
Piruvat + fosfo – HPr
Pada saat yang bersamaan ,gula bergabung
dengan enzim 2 pada permukaan membrane dan diangkut ke
permukaan dalam membrane. Disini lalu bergabung dengan gugusan fosfat
yang dibawa oleh HPr teraktivasi. Gula fosfat tersebut kemudian dilepaskan oleh
enzim 2 dan memasuki sel. Reaksi ini dapat disingkat sebagai berikut :
Fosfo-HPr + gula
gula-fosfat + HPr
(di luar
sel)
(didalam sel)
Reaksi pengangkutan ini hanya mengangkut gula
ke dalam sel, karena gulla fosfat didalam sel tidak mempunyai afinitas terhadap penghantar
HPr dan enzim 1 adalah protein
sitoplasmik terlarut. HPr mempunyai berat molekul rendah dan dapat dimurnikan
sampai taraf yang tinggi. Enzim 2 terikat pada membrane dan spesifik bagi
senyawa-senyawa gula tertentu yang diangkutnya. Enzim tersebut telah dapat
dilarutkan dan dimurnikan sebagian Proses-proses translokasi kelompok lainnya
yang diketahui mencakup pengambilan adenine dan butirat pada permukaan luar sel
dan pengubahannya pada permukaan dalam membrane, masing-masing menjadi
adenosinemenofosfat (AMP) dan butiril-KoA.
Gambar :
T1 : tempat pengikatan
glukosa yang membuka ke bagian luar membran
T2 : tempat pengikatan
glukosa yang membuka ke bagian dalam membran
1. 1. Glukosa
terikat pada sisi T1 tanpa ATP
2. 2. Pengubahan
formasi glukosa dari Sout . T1menjadi Sin . T2,
karena terjadi lintas membrane
3. 3. Glukosa
dilepaskan ke sitoplasma melalui T2
4. 4. Transporter
kembali ke bentuk semula.
1. Transport aktif.
Pada transport aktif,
solute diangkut oleh suatu penghantar osmotic atau elektrokimiawi dengan
menggunakan energi metabolic. Kecuali dalam hal kebutuhannya akan energi
metaboloik untuk melangsungkan pengankutan ini, transport aktif banyak
persamaanya dengan difusi dipermudah. Hampir semua solute termasuk
gula, asam amino, peptida, nukleusida dan ion-ion, diambil oleh sel melalui
transport aktif, ketiga langkahnya adalah :
1. Pengikatan solud pada
situs penerima pada protein penghantar yang terikat pada membran
2. Translokasi kompleks
solute penghantar melintasi membrane
3. Penggandengan
translokasi pada suatu reaksi penghasil energi untuk mengurangi afinitas
penghantar protein terhadap solute pada permukaan dalam membrane sehingga
protein penghantar akan melepaskan solute tersebut kedalam sel.
Telah diusulkan beberapa mekanisme untuk
menjelaskan dasar molekuler angkutan aktif solut pada mikroorganisme.
Bukti-bukti yang ada menyarankan bahwa angkutan aktif juga dapat dijelaskan
dengan teori kemiosmotik Mitchell. Dalam hal ini, energi yang dilepaskan selama
mengalirnya electron atau lepasnya sebuah gugusan fosfat dari ATP mendorong
proton keluar dari sel. Ini membangkitkan perbedaan nilai Ph dan tegangan
listrik antara daerah di dalam dan diluar sel atau melintasi membrane. Gradient
proton ini menciptakan tenaga yang digerakkan oleh proton (daya protonmotif)
yang dapat digunakan untuk memompa solute ke dalam sel. Ketika proton memasuki
kembali sel, mungkin dengan cara menginduksi perubahan konfirmasi pada molekul
penghantar sehingga afinitasnya terhadap solute berkurang dan solute tersebut
dilepaskan ke dalam sel.
Selain transport nutrient dengan cara transport aktif dan pasif yang telah
dijelaskan, terdapat beberapa nutrient yang memerlukan cara khusus untuk dapat
ditambat dan dimanfaatkan oleh mikroorganisme, diantaranya :
1. Amonia
Bakteri yang mampu memanfaatkan ammonia sebagai sumber energi disebut bakteri
penitrifikasi. 5 genus bakteri penitrifikasi adalah Nitosoccocus, Nitrosomonas,
Nitrosospira, Nitrosolobus, Nitrosovibio. Semuanya adalah bakteri
kemolitoautotrof aerob dan juga mampu mengasimilasi CO2 dari siklus calvin. Bakteri penitrofikasi
biasanya hidup di area perbatasan aerob anaerob ,tempat ammonia biasanya
terdifusi didaerah perbatasan tersebut.
Proses nitrifikasi biasanya melibatkan lebih dari satu mikroba. Misalnya
Nitrosomonas mengoksidasi ammonia menjadi nitrit,kemudian dioksidasi menjadi
nitrat oleh Nitrobacter .
Nitrosomonas pertama kali mengoksidasi ammonia nenjadi hidroksiamin dan air
dengan bantuan ammonia monooksigenase (AMO) . hidroksiamin dipindah dari
sitiplasma ke periplasma . kemudian dioksidasi oleh hidroksamin
oksireduktase (HAO) menjadi nitrit. Pada reaksi itu dihasilkan 4 proton dan 4
elektron .4 elektron ditransfer ke sitikrom C554. Dari 4 elektron ,2 elektron ditransfer
ke ubikuinon selanjtnya ditransfer ke AMO dan 2 elektron ditransfer ke sitokrom
C552. Selanjutnya 2 elektron dari sitokrom C554 dipindah ke sitoplasma melalui
sitokrom aa3 dan diterima oleh oksigen menjadi air. perpindahan electron aa3
dikopling dengan antiport dengan perpindahan proton. Jadi pada reaksi itu
sebagian oksigen direduksi menjadi air dan sebagian lagi diinkorporasi dengan
ammonia menjadi hidroksiamin. Sitokrom aa3 dapat megkopling electron dengan
antoport proton karena sitokrom aa3 mampu memindahkan proton jika ada arus
electron yang melewati dirinya.
Gambar : oksidasi
ammonia oleh Nitrosomonas
2. Belerang
Prokariota yang mampu mengoksidasi belerang adalah pengoksidasi sulfur
fotosintetik, pengoksidasi sulfur nonfotosintetik (Beggiatoa,Thiothrix,Thiobacillus).
Sulfur biasanya sebagai sumber energi dan electron. Sulfur tersebut adalah
hydrogen sulfide (H2S). sulfur (So), sulfit (HSO3) dan tiosulfat
(S2O32-). Semuanya dioksidasi menjadi sulfat.
Bakteri pengoksidasi sulfur biasanya tumbuh
pada media rendah oksigen, karena oksidasi sulfur dapat berlangsung cepat, jika
oksigen rendah. Prokariota mengoksidasi sulfur biasanya autotrof, tetapi dapat
berubah menjadi heterotrof, jika terdapat senyawa karbon organic dalam media.
Gambar : Oksidasi
thiosulfat oleh Thiobacilus versutus
Di periplasma
thiosulfat dioksidasi oleh kompleks multienzim mejadi 2 molekul sulfat dan
menghasilkan 8 elektron dan 8 proton. Proton dilepaskan ke periplasma,
sedangkan electron ditransfer ke sitokrom C552 membran
sel. Kemudian, electron ditransfer ke sitokrom oksidase dan akhirnya diterima
oleh oksigen dan proton menjadi air (H2O).
Delapan proton masuk ke sitoplasma melalui ATP
sintase sehingga menghasilkan 2,67 ATP. Selanjutnya, proton yang berada di
sitoplasma bersama 2 molekul oksigen menerima 8 elektron, sehingga menghasilkan
4 molekul air.
3. Besi
Beberapa prokariota
mampu mengoksidasi ion ferri (Fe2+) menjadi ion
ferat (Fe3+) dengan bantuan oksigen. Oksidasi tersebut
berlangsung cepat pada pH netral dan berlangsung lambat pada pH asam.
Thiobacillus
frooxidans mampu mengoksidasi Fe2+, jika
ditumbuhkan pada ferri sulfat (FeSO4), atau hidup
pada lingkungan yang mengandung ferri sulfat. Dua molekul Fe2+ dioksidasi menjadi molekul Fe3+ dan 2 elektron oleh kompleks enzim ferat yang
berada pada membrane luar. Electron ditransfer ke sitokrom C periplasma yang
berasosiasi dengan rustianinoksidase dan dipakai untuk mereduksi oksigen
menjadi air. Karena terjadi perbedaan potensial (di sitoplasma lebih negatif)
maka timbul gradient konsentrasi elektrokimia. Oleh karena itu perlu dilakukan
transport ion K+ untuk menjaga pH. Setelah
dilakukan pemompaan terhadap ion, maka proton dapat masuk kembali ke sitoplasma
melalui kanal ATP sintase yang dapat digunakan untuk sitesis ATP.
Gambar : Oksidasi besi
oleh Thiobacillus ferooxidans
4. Laktosa
Salah satu
mikroorganisme yang dapat memanfaatkan laktosa adalahE.coli. Transport
laktosa ke dalam sel E.coli didahului dengan transport H+ melintasi membrane dengan cara difusi
sederhana (primary transport) ke dalam sel, untuk mengoksidasi berbagai
nutrient, disebabhan oleh adanya gradient proton dan perbedaan potensial
listrik (di dalam sel lebih negatif). Kemudian transport aktif laktosa ke dalam
sel melibatkan symport dari H+ dan laktosa pada transporter laktosa.
Pengambilan laktosa melawan gradient konsentrasi, semuanya tergantung pada
pemasukan H+, yang menyebabkan terjadinya gradient elektrokimia.
NUTRISI
MIKROBA
A.
Tujuan
:
1. Mengetahui
jenis-jenis mikronutrien dan perannya bagi sel bakteri
2. Mengetahui
jenis-jenis makroonutrien dan perannya bagi sel bakteri
3. Mengetahui
mekanisme transport nutrien ke dalam sel bakteri yang meliputi transport pasif,
transport aktif, difusi terfasilitasi, transport zat besi, dan translokasi
gugus.
4. Mengetahui
perolehan energi sel pada mikroba aerob, an aerob, fotosintetik (aerob dan
anaerob), dan mikroba fakultatif.
B.
Pembahasan
1.
Nutrisi
Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap
mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi
tertentu pula.
Nutrisi
merupakan aspek yang menyangkut fisiologi
yang disepakati sebagai suplai monomer (bahan dasar monomer)
yang dibutuhkan sel untuk tumbuh. Substansi yang diperlukan untuk
tumbuh ini disebut nutrien. Organisme berbeda mempunyai kebutuhan nutrien yang
berbeda pula, serta beda organisme berbeda kebutuhan nutriennya dan jumlah
kebutuhannya.
2. Mikronutrien
Adalah
nuttrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya adalah Mangan, seng, kobalt, molibdenum, nikel,
Boron, Chromium, Besi, Manganase, Selenium, Vanabdium, Zink, dan tembaga.
Nutrien ini tersedia di alam bersama sumber nutrisi makro. Mikronutrien
berperan sebagai kofaktor dan bagian enzim.
Elemen
|
Fungsi
|
Boron (B)
|
Antibiotik poliketid
|
Chromium (Cr)
|
|
Cobalt (Co)
|
Vitamin B12, transkarboksilase
|
Copper (Cu)
|
Respirasi, sitokrom C oksidase, fotosintesis,dll
|
Besi (Fe)
|
Sitokrom, katalase, peroksidase, protein Fe-S, oksigenase.
|
Manganase (Mn)
|
Aktivator kebanyakan enzim.
|
Molibdenium (Mo)
|
Nitrogenase, nitrat reduktase, sulfid oksidase, dll.
|
Nikel (Ni)
|
Urease, hidrogenase, koenzim metanogen.
|
Selenium (Se)
|
Format dehidrogenase, hidrogenase
|
Vanadium (V)
|
Vanadium nitrogenase, bromoperoksidase
|
Zinc (Zn)
|
Alkohol dehidrogenase, RNA dan DNA polimerase.
|
3. Makronutrien
merupakan nutirn yang dibutuhkan dalam jumlah besar. komponen
utama sel meliputi karbon, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur, kalium, kalsium,
magnesium, dan besi. C, H, O, N, S dan P ada dalam bentuk karbohidrat, protein,
lipid dan asam nukleat K dibutuhkan untuk aktivitas enzim, sintesis protein. Ca
berfungsi dalam resistensi endospora bakteri terhadap panas Mg kofaktor pada
banyak enzim, kompleks dg ATP, stabilitas ribosom dan membran sel. Fe bagian
dari sitokrom dan kofaktor untuk enzim.
Berikut tabel elemen makronutrien dan
fungsinya.
Elemen
|
Fungsi Fisiologi
|
Berat Kering
|
Hidrogen (H)
|
Penyusun senyawa organik dan air
|
8
|
Oksigen (O)
|
Penyusun senyawa organik dan air
|
20
|
Carbon (C)
|
Penyusun senyawa organik
|
50
|
Nitrogen (N)
|
Penyusun protein, asam nukleat, dan koenzim
|
14
|
Sulfur (S)
|
Penyusun protein dan beberapa koenzim, sintesis asam amino
(Sistein, methionin), komponen vitamin (Thiamin, Biotin, asam lipoat.
|
1
|
Phosphor (P)
|
Penyusun asam nukleat, fosfolipid, dan koenzim
|
3
|
Magnesium (Mg)
|
Kofaktor sejumlah reaksi enzim (ATP), stabilisasi (membran,
ribosom, asam nukleat, aktivitas enzim)
|
0,5
|
Mn
|
Kofaktor beberapa enzim
|
0,1
|
Kalsium (K)
|
Kofaktor enzim (protease), pompa Na
|
0,5
|
Zat besi (Fe)
|
Kofaktor beberapa enzim, komponen sitokrom (Pada sistem
respirasi)
|
|
Potasium
|
Dalam sintesis Protein (semua organisme)
|
|
Sodium (Na)
|
Pertumbuhan (Bakteri halofilik)
|
|
4.
Transport Nutrien
Untuk dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya, mikroorganisme melakukan transport nutrient dari
lingkungan. Transport ini dapat dilakukan dengan cara transport aktif dan transport pasif. Transport pasif merupakan proses
transport yang tidak menggunakan energi dari sel, energi untuk transport
ini didapat dari energi yang terjadi dari gradient elektrokimia. Yang termasuk
transport pasif diantaranya difusi sederhana, difusi terfasilitasi, dan
osmosis. Transport aktif merupakan transport yang memerlukan energy dari ATP
untuk memindahkan nutrient atau substansi dari sisi yang berlawanan.
Pada transport sederhana, air diangkut dengan
cara osmosis. Osmosis merupakan perpindahan zat pelarut dari gradient tinggi ke
gradient yang lebih rendah melalui membrane semi permeable.
Kecuali air, beberapa jenis senyawa dapat
memasuki sel melalui difusi. Dalam proses ini solute melintasi membran yang
semipermiabel itu sebagai akibat pergerakan molekuler acak dan tidak berinteraksi
secara khusus dengan zat apapun pada membran. Mekanisme lain yang dipakai
zat-zat untuk melintasi membran semi permiabel tersebut adalah :
·
Difusi sederhana (Simple diffusion)
Difusi sederhana adalah perpindahan solute
atau molekul yang menggunakan energi dari gradient elektrokimia, untuk
dapat memasuki sel melalui membran.
Molekul yang dapat menggunakan difusi
sederhana diantaranya : oksigen, karbon dioksida, dan zat kimia yang larut
dalam lemak.
·
Difusi dipermudah (facilitated diffusion)
Difusi yang dipermudah merupakan perpindahan
molekul atau solute yang menggunakan energi dari garient elektrokimia serta
memerlukan chanel atau protein pembawa untuk lintasannya. Molekul yang dapat menggunakan difusi
dipermudah diantaranya : glukosa, fruktosa, urea, dan beberapa vitamin.
Pada difusi dipermudah, molekul solute
bergabung secara reversible dengan suatu molekul menghantar protein khusus
(portir) pada membrane dan kompleks solute, penghantar tersebut bergerak antara
pemukaan-permukaan membran sebelah dalam dan luar, melepaskan satu
molekul solute yang baru. Tipe difusi ini selalu memindahkan molekul-molekul
solute dari daerah konsentrasi tinggi ke yang lebih rendah.
Baik difusi sederhana maupun difusi dipermudah tidak membutuhkan energi
metabolik, juga tidak menyebabkan konsentrasi ataupun akumulasi solute melawan
gradient elektro kimiawi atau osmosis
Gambar : a. osmosis.
b. difusi sederhana. c. difusi terfasilitasi
Ketika terjadi transport nutrient melalui
difusi terfasilitasi, terjadi mekanisme “ping” dan “pong” pada protein
kariernya. Pada formasi “pong” sisi pengikatan nutrient pada protein karier
membuka ke arah luar membrane atau menuju gradient elektrokimia tinggi. Pada
formasi “ping” posisi pegikatan nutrient pada protein karier membuka ke arah
dalam dari membran. Perpindahan antara “ping” dan “pong” terjadi secara acak
dan reversible setelah selesai melakukan transport. Karena konsentrasi nutrient
di luar membran lebih tinggi, maka banyak nutrient yang terikat pada protein
karier formasi pong dari pada ping, sehingga terjadi transport nutrient dari
luar sel ke dalam sel yang disebabkan oleh perbedaan gradient
elektrokimia.
Gambar : Mekanisme
“ping dan pong” pada transport difusi terfasilitasi
Tidak semua
molekul dapat menggunakan difusi atau transport pasif untuk dapat melintasi
membran, ada molekul yang tidak dapat melintasi membran dengan transport pasif,
maka molekul tersebut harus menggunakan cara transport lain untuk dapat masuk
ke dalam membran.
Gambar : Beberapa
molekul yang dapat masuk ke membran begitu saja dengan transport pasif, dan
molekul yang tidak dapat masuk ke membran harus menggunakan transport yang
lain.
Dua mekanisme lainnya yang membawa solute
melintasi membran yaitu :
1. Translokasi kelompok
Pada translokasi kelompok, substansi yang akan
diangkut harus dimodifikasi secara kimiawi sebelum diangkut kedalam sel oleh
penghantar. Proses yang menuju pada modifikasi kimiawi membutuhkan energy
metabolik.
Contoh yang baik mengenai translokasi
kelompok ialah pengangkutan senyawa-senyawa gula tertentu. Seperti gluksa,
fruktosa, manosa kedalam sel. Dalam proses ini, mula-mula suatu protein yang
tahan panas (HPr) diaktivasi dengan cara memindahkan sebuah gugusan fosfat dari
senyawa berenergi tinggi fospoenolpiruvat (PEP) pada HPr didalam sel,seperti
tampak pada
Enzim 1
PEP +HPr
Piruvat + fosfo – HPr
Pada saat yang bersamaan ,gula bergabung
dengan enzim 2 pada permukaan membrane dan diangkut ke
permukaan dalam membrane. Disini lalu bergabung dengan gugusan fosfat
yang dibawa oleh HPr teraktivasi. Gula fosfat tersebut kemudian dilepaskan oleh
enzim 2 dan memasuki sel. Reaksi ini dapat disingkat sebagai berikut :
Fosfo-HPr + gula
gula-fosfat + HPr
(di luar
sel)
(didalam sel)
Reaksi pengangkutan ini hanya mengangkut gula
ke dalam sel, karena gulla fosfat didalam sel tidak mempunyai afinitas terhadap penghantar
HPr dan enzim 1 adalah protein
sitoplasmik terlarut. HPr mempunyai berat molekul rendah dan dapat dimurnikan
sampai taraf yang tinggi. Enzim 2 terikat pada membrane dan spesifik bagi
senyawa-senyawa gula tertentu yang diangkutnya. Enzim tersebut telah dapat
dilarutkan dan dimurnikan sebagian Proses-proses translokasi kelompok lainnya
yang diketahui mencakup pengambilan adenine dan butirat pada permukaan luar sel
dan pengubahannya pada permukaan dalam membrane, masing-masing menjadi
adenosinemenofosfat (AMP) dan butiril-KoA.
Gambar :
T1 : tempat pengikatan
glukosa yang membuka ke bagian luar membran
T2 : tempat pengikatan
glukosa yang membuka ke bagian dalam membran
1. 1. Glukosa
terikat pada sisi T1 tanpa ATP
2. 2. Pengubahan
formasi glukosa dari Sout . T1menjadi Sin . T2,
karena terjadi lintas membrane
3. 3. Glukosa
dilepaskan ke sitoplasma melalui T2
4. 4. Transporter
kembali ke bentuk semula.
1. Transport aktif.
Pada transport aktif,
solute diangkut oleh suatu penghantar osmotic atau elektrokimiawi dengan
menggunakan energi metabolic. Kecuali dalam hal kebutuhannya akan energi
metaboloik untuk melangsungkan pengankutan ini, transport aktif banyak
persamaanya dengan difusi dipermudah. Hampir semua solute termasuk
gula, asam amino, peptida, nukleusida dan ion-ion, diambil oleh sel melalui
transport aktif, ketiga langkahnya adalah :
1. Pengikatan solud pada
situs penerima pada protein penghantar yang terikat pada membran
2. Translokasi kompleks
solute penghantar melintasi membrane
3. Penggandengan
translokasi pada suatu reaksi penghasil energi untuk mengurangi afinitas
penghantar protein terhadap solute pada permukaan dalam membrane sehingga
protein penghantar akan melepaskan solute tersebut kedalam sel.
Telah diusulkan beberapa mekanisme untuk
menjelaskan dasar molekuler angkutan aktif solut pada mikroorganisme.
Bukti-bukti yang ada menyarankan bahwa angkutan aktif juga dapat dijelaskan
dengan teori kemiosmotik Mitchell. Dalam hal ini, energi yang dilepaskan selama
mengalirnya electron atau lepasnya sebuah gugusan fosfat dari ATP mendorong
proton keluar dari sel. Ini membangkitkan perbedaan nilai Ph dan tegangan
listrik antara daerah di dalam dan diluar sel atau melintasi membrane. Gradient
proton ini menciptakan tenaga yang digerakkan oleh proton (daya protonmotif)
yang dapat digunakan untuk memompa solute ke dalam sel. Ketika proton memasuki
kembali sel, mungkin dengan cara menginduksi perubahan konfirmasi pada molekul
penghantar sehingga afinitasnya terhadap solute berkurang dan solute tersebut
dilepaskan ke dalam sel.
Selain transport nutrient dengan cara transport aktif dan pasif yang telah
dijelaskan, terdapat beberapa nutrient yang memerlukan cara khusus untuk dapat
ditambat dan dimanfaatkan oleh mikroorganisme, diantaranya :
1. Amonia
Bakteri yang mampu memanfaatkan ammonia sebagai sumber energi disebut bakteri
penitrifikasi. 5 genus bakteri penitrifikasi adalah Nitosoccocus, Nitrosomonas,
Nitrosospira, Nitrosolobus, Nitrosovibio. Semuanya adalah bakteri
kemolitoautotrof aerob dan juga mampu mengasimilasi CO2 dari siklus calvin. Bakteri penitrofikasi
biasanya hidup di area perbatasan aerob anaerob ,tempat ammonia biasanya
terdifusi didaerah perbatasan tersebut.
Proses nitrifikasi biasanya melibatkan lebih dari satu mikroba. Misalnya
Nitrosomonas mengoksidasi ammonia menjadi nitrit,kemudian dioksidasi menjadi
nitrat oleh Nitrobacter .
Nitrosomonas pertama kali mengoksidasi ammonia nenjadi hidroksiamin dan air
dengan bantuan ammonia monooksigenase (AMO) . hidroksiamin dipindah dari
sitiplasma ke periplasma . kemudian dioksidasi oleh hidroksamin
oksireduktase (HAO) menjadi nitrit. Pada reaksi itu dihasilkan 4 proton dan 4
elektron .4 elektron ditransfer ke sitikrom C554. Dari 4 elektron ,2 elektron ditransfer
ke ubikuinon selanjtnya ditransfer ke AMO dan 2 elektron ditransfer ke sitokrom
C552. Selanjutnya 2 elektron dari sitokrom C554 dipindah ke sitoplasma melalui
sitokrom aa3 dan diterima oleh oksigen menjadi air. perpindahan electron aa3
dikopling dengan antiport dengan perpindahan proton. Jadi pada reaksi itu
sebagian oksigen direduksi menjadi air dan sebagian lagi diinkorporasi dengan
ammonia menjadi hidroksiamin. Sitokrom aa3 dapat megkopling electron dengan
antoport proton karena sitokrom aa3 mampu memindahkan proton jika ada arus
electron yang melewati dirinya.
Gambar : oksidasi
ammonia oleh Nitrosomonas
2. Belerang
Prokariota yang mampu mengoksidasi belerang adalah pengoksidasi sulfur
fotosintetik, pengoksidasi sulfur nonfotosintetik (Beggiatoa,Thiothrix,Thiobacillus).
Sulfur biasanya sebagai sumber energi dan electron. Sulfur tersebut adalah
hydrogen sulfide (H2S). sulfur (So), sulfit (HSO3) dan tiosulfat
(S2O32-). Semuanya dioksidasi menjadi sulfat.
Bakteri pengoksidasi sulfur biasanya tumbuh
pada media rendah oksigen, karena oksidasi sulfur dapat berlangsung cepat, jika
oksigen rendah. Prokariota mengoksidasi sulfur biasanya autotrof, tetapi dapat
berubah menjadi heterotrof, jika terdapat senyawa karbon organic dalam media.
Gambar : Oksidasi
thiosulfat oleh Thiobacilus versutus
Di periplasma
thiosulfat dioksidasi oleh kompleks multienzim mejadi 2 molekul sulfat dan
menghasilkan 8 elektron dan 8 proton. Proton dilepaskan ke periplasma,
sedangkan electron ditransfer ke sitokrom C552 membran
sel. Kemudian, electron ditransfer ke sitokrom oksidase dan akhirnya diterima
oleh oksigen dan proton menjadi air (H2O).
Delapan proton masuk ke sitoplasma melalui ATP
sintase sehingga menghasilkan 2,67 ATP. Selanjutnya, proton yang berada di
sitoplasma bersama 2 molekul oksigen menerima 8 elektron, sehingga menghasilkan
4 molekul air.
3. Besi
Beberapa prokariota
mampu mengoksidasi ion ferri (Fe2+) menjadi ion
ferat (Fe3+) dengan bantuan oksigen. Oksidasi tersebut
berlangsung cepat pada pH netral dan berlangsung lambat pada pH asam.
Thiobacillus
frooxidans mampu mengoksidasi Fe2+, jika
ditumbuhkan pada ferri sulfat (FeSO4), atau hidup
pada lingkungan yang mengandung ferri sulfat. Dua molekul Fe2+ dioksidasi menjadi molekul Fe3+ dan 2 elektron oleh kompleks enzim ferat yang
berada pada membrane luar. Electron ditransfer ke sitokrom C periplasma yang
berasosiasi dengan rustianinoksidase dan dipakai untuk mereduksi oksigen
menjadi air. Karena terjadi perbedaan potensial (di sitoplasma lebih negatif)
maka timbul gradient konsentrasi elektrokimia. Oleh karena itu perlu dilakukan
transport ion K+ untuk menjaga pH. Setelah
dilakukan pemompaan terhadap ion, maka proton dapat masuk kembali ke sitoplasma
melalui kanal ATP sintase yang dapat digunakan untuk sitesis ATP.
Gambar : Oksidasi besi
oleh Thiobacillus ferooxidans
4. Laktosa
Salah satu
mikroorganisme yang dapat memanfaatkan laktosa adalahE.coli. Transport
laktosa ke dalam sel E.coli didahului dengan transport H+ melintasi membrane dengan cara difusi
sederhana (primary transport) ke dalam sel, untuk mengoksidasi berbagai
nutrient, disebabhan oleh adanya gradient proton dan perbedaan potensial
listrik (di dalam sel lebih negatif). Kemudian transport aktif laktosa ke dalam
sel melibatkan symport dari H+ dan laktosa pada transporter laktosa.
Pengambilan laktosa melawan gradient konsentrasi, semuanya tergantung pada
pemasukan H+, yang menyebabkan terjadinya gradient elektrokimia.
NUTRISI
MIKROBA
A.
Tujuan
:
1. Mengetahui
jenis-jenis mikronutrien dan perannya bagi sel bakteri
2. Mengetahui
jenis-jenis makroonutrien dan perannya bagi sel bakteri
3. Mengetahui
mekanisme transport nutrien ke dalam sel bakteri yang meliputi transport pasif,
transport aktif, difusi terfasilitasi, transport zat besi, dan translokasi
gugus.
4. Mengetahui
perolehan energi sel pada mikroba aerob, an aerob, fotosintetik (aerob dan
anaerob), dan mikroba fakultatif.
B.
Pembahasan
1.
Nutrisi
Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap
mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi
tertentu pula.
Nutrisi
merupakan aspek yang menyangkut fisiologi
yang disepakati sebagai suplai monomer (bahan dasar monomer)
yang dibutuhkan sel untuk tumbuh. Substansi yang diperlukan untuk
tumbuh ini disebut nutrien. Organisme berbeda mempunyai kebutuhan nutrien yang
berbeda pula, serta beda organisme berbeda kebutuhan nutriennya dan jumlah
kebutuhannya.
2. Mikronutrien
Adalah
nuttrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya adalah Mangan, seng, kobalt, molibdenum, nikel,
Boron, Chromium, Besi, Manganase, Selenium, Vanabdium, Zink, dan tembaga.
Nutrien ini tersedia di alam bersama sumber nutrisi makro. Mikronutrien
berperan sebagai kofaktor dan bagian enzim.
Elemen
|
Fungsi
|
Boron (B)
|
Antibiotik poliketid
|
Chromium (Cr)
|
|
Cobalt (Co)
|
Vitamin B12, transkarboksilase
|
Copper (Cu)
|
Respirasi, sitokrom C oksidase, fotosintesis,dll
|
Besi (Fe)
|
Sitokrom, katalase, peroksidase, protein Fe-S, oksigenase.
|
Manganase (Mn)
|
Aktivator kebanyakan enzim.
|
Molibdenium (Mo)
|
Nitrogenase, nitrat reduktase, sulfid oksidase, dll.
|
Nikel (Ni)
|
Urease, hidrogenase, koenzim metanogen.
|
Selenium (Se)
|
Format dehidrogenase, hidrogenase
|
Vanadium (V)
|
Vanadium nitrogenase, bromoperoksidase
|
Zinc (Zn)
|
Alkohol dehidrogenase, RNA dan DNA polimerase.
|
3. Makronutrien
merupakan nutirn yang dibutuhkan dalam jumlah besar. komponen
utama sel meliputi karbon, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur, kalium, kalsium,
magnesium, dan besi. C, H, O, N, S dan P ada dalam bentuk karbohidrat, protein,
lipid dan asam nukleat K dibutuhkan untuk aktivitas enzim, sintesis protein. Ca
berfungsi dalam resistensi endospora bakteri terhadap panas Mg kofaktor pada
banyak enzim, kompleks dg ATP, stabilitas ribosom dan membran sel. Fe bagian
dari sitokrom dan kofaktor untuk enzim.
Berikut tabel elemen makronutrien dan
fungsinya.
Elemen
|
Fungsi Fisiologi
|
Berat Kering
|
Hidrogen (H)
|
Penyusun senyawa organik dan air
|
8
|
Oksigen (O)
|
Penyusun senyawa organik dan air
|
20
|
Carbon (C)
|
Penyusun senyawa organik
|
50
|
Nitrogen (N)
|
Penyusun protein, asam nukleat, dan koenzim
|
14
|
Sulfur (S)
|
Penyusun protein dan beberapa koenzim, sintesis asam amino
(Sistein, methionin), komponen vitamin (Thiamin, Biotin, asam lipoat.
|
1
|
Phosphor (P)
|
Penyusun asam nukleat, fosfolipid, dan koenzim
|
3
|
Magnesium (Mg)
|
Kofaktor sejumlah reaksi enzim (ATP), stabilisasi (membran,
ribosom, asam nukleat, aktivitas enzim)
|
0,5
|
Mn
|
Kofaktor beberapa enzim
|
0,1
|
Kalsium (K)
|
Kofaktor enzim (protease), pompa Na
|
0,5
|
Zat besi (Fe)
|
Kofaktor beberapa enzim, komponen sitokrom (Pada sistem
respirasi)
|
|
Potasium
|
Dalam sintesis Protein (semua organisme)
|
|
Sodium (Na)
|
Pertumbuhan (Bakteri halofilik)
|
|
4.
Transport Nutrien
Untuk dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya, mikroorganisme melakukan transport nutrient dari
lingkungan. Transport ini dapat dilakukan dengan cara transport aktif dan transport pasif. Transport pasif merupakan proses
transport yang tidak menggunakan energi dari sel, energi untuk transport
ini didapat dari energi yang terjadi dari gradient elektrokimia. Yang termasuk
transport pasif diantaranya difusi sederhana, difusi terfasilitasi, dan
osmosis. Transport aktif merupakan transport yang memerlukan energy dari ATP
untuk memindahkan nutrient atau substansi dari sisi yang berlawanan.
Pada transport sederhana, air diangkut dengan
cara osmosis. Osmosis merupakan perpindahan zat pelarut dari gradient tinggi ke
gradient yang lebih rendah melalui membrane semi permeable.
Kecuali air, beberapa jenis senyawa dapat
memasuki sel melalui difusi. Dalam proses ini solute melintasi membran yang
semipermiabel itu sebagai akibat pergerakan molekuler acak dan tidak berinteraksi
secara khusus dengan zat apapun pada membran. Mekanisme lain yang dipakai
zat-zat untuk melintasi membran semi permiabel tersebut adalah :
·
Difusi sederhana (Simple diffusion)
Difusi sederhana adalah perpindahan solute
atau molekul yang menggunakan energi dari gradient elektrokimia, untuk
dapat memasuki sel melalui membran.
Molekul yang dapat menggunakan difusi
sederhana diantaranya : oksigen, karbon dioksida, dan zat kimia yang larut
dalam lemak.
·
Difusi dipermudah (facilitated diffusion)
Difusi yang dipermudah merupakan perpindahan
molekul atau solute yang menggunakan energi dari garient elektrokimia serta
memerlukan chanel atau protein pembawa untuk lintasannya. Molekul yang dapat menggunakan difusi
dipermudah diantaranya : glukosa, fruktosa, urea, dan beberapa vitamin.
Pada difusi dipermudah, molekul solute
bergabung secara reversible dengan suatu molekul menghantar protein khusus
(portir) pada membrane dan kompleks solute, penghantar tersebut bergerak antara
pemukaan-permukaan membran sebelah dalam dan luar, melepaskan satu
molekul solute yang baru. Tipe difusi ini selalu memindahkan molekul-molekul
solute dari daerah konsentrasi tinggi ke yang lebih rendah.
Baik difusi sederhana maupun difusi dipermudah tidak membutuhkan energi
metabolik, juga tidak menyebabkan konsentrasi ataupun akumulasi solute melawan
gradient elektro kimiawi atau osmosis
Gambar : a. osmosis.
b. difusi sederhana. c. difusi terfasilitasi
Ketika terjadi transport nutrient melalui
difusi terfasilitasi, terjadi mekanisme “ping” dan “pong” pada protein
kariernya. Pada formasi “pong” sisi pengikatan nutrient pada protein karier
membuka ke arah luar membrane atau menuju gradient elektrokimia tinggi. Pada
formasi “ping” posisi pegikatan nutrient pada protein karier membuka ke arah
dalam dari membran. Perpindahan antara “ping” dan “pong” terjadi secara acak
dan reversible setelah selesai melakukan transport. Karena konsentrasi nutrient
di luar membran lebih tinggi, maka banyak nutrient yang terikat pada protein
karier formasi pong dari pada ping, sehingga terjadi transport nutrient dari
luar sel ke dalam sel yang disebabkan oleh perbedaan gradient
elektrokimia.
Gambar : Mekanisme
“ping dan pong” pada transport difusi terfasilitasi
Tidak semua
molekul dapat menggunakan difusi atau transport pasif untuk dapat melintasi
membran, ada molekul yang tidak dapat melintasi membran dengan transport pasif,
maka molekul tersebut harus menggunakan cara transport lain untuk dapat masuk
ke dalam membran.
Gambar : Beberapa
molekul yang dapat masuk ke membran begitu saja dengan transport pasif, dan
molekul yang tidak dapat masuk ke membran harus menggunakan transport yang
lain.
Dua mekanisme lainnya yang membawa solute
melintasi membran yaitu :
1. Translokasi kelompok
Pada translokasi kelompok, substansi yang akan
diangkut harus dimodifikasi secara kimiawi sebelum diangkut kedalam sel oleh
penghantar. Proses yang menuju pada modifikasi kimiawi membutuhkan energy
metabolik.
Contoh yang baik mengenai translokasi
kelompok ialah pengangkutan senyawa-senyawa gula tertentu. Seperti gluksa,
fruktosa, manosa kedalam sel. Dalam proses ini, mula-mula suatu protein yang
tahan panas (HPr) diaktivasi dengan cara memindahkan sebuah gugusan fosfat dari
senyawa berenergi tinggi fospoenolpiruvat (PEP) pada HPr didalam sel,seperti
tampak pada
Enzim 1
PEP +HPr
Piruvat + fosfo – HPr
Pada saat yang bersamaan ,gula bergabung
dengan enzim 2 pada permukaan membrane dan diangkut ke
permukaan dalam membrane. Disini lalu bergabung dengan gugusan fosfat
yang dibawa oleh HPr teraktivasi. Gula fosfat tersebut kemudian dilepaskan oleh
enzim 2 dan memasuki sel. Reaksi ini dapat disingkat sebagai berikut :
Fosfo-HPr + gula
gula-fosfat + HPr
(di luar
sel)
(didalam sel)
Reaksi pengangkutan ini hanya mengangkut gula
ke dalam sel, karena gulla fosfat didalam sel tidak mempunyai afinitas terhadap penghantar
HPr dan enzim 1 adalah protein
sitoplasmik terlarut. HPr mempunyai berat molekul rendah dan dapat dimurnikan
sampai taraf yang tinggi. Enzim 2 terikat pada membrane dan spesifik bagi
senyawa-senyawa gula tertentu yang diangkutnya. Enzim tersebut telah dapat
dilarutkan dan dimurnikan sebagian Proses-proses translokasi kelompok lainnya
yang diketahui mencakup pengambilan adenine dan butirat pada permukaan luar sel
dan pengubahannya pada permukaan dalam membrane, masing-masing menjadi
adenosinemenofosfat (AMP) dan butiril-KoA.
Gambar :
T1 : tempat pengikatan
glukosa yang membuka ke bagian luar membran
T2 : tempat pengikatan
glukosa yang membuka ke bagian dalam membran
1. 1. Glukosa
terikat pada sisi T1 tanpa ATP
2. 2. Pengubahan
formasi glukosa dari Sout . T1menjadi Sin . T2,
karena terjadi lintas membrane
3. 3. Glukosa
dilepaskan ke sitoplasma melalui T2
4. 4. Transporter
kembali ke bentuk semula.
1. Transport aktif.
Pada transport aktif,
solute diangkut oleh suatu penghantar osmotic atau elektrokimiawi dengan
menggunakan energi metabolic. Kecuali dalam hal kebutuhannya akan energi
metaboloik untuk melangsungkan pengankutan ini, transport aktif banyak
persamaanya dengan difusi dipermudah. Hampir semua solute termasuk
gula, asam amino, peptida, nukleusida dan ion-ion, diambil oleh sel melalui
transport aktif, ketiga langkahnya adalah :
1. Pengikatan solud pada
situs penerima pada protein penghantar yang terikat pada membran
2. Translokasi kompleks
solute penghantar melintasi membrane
3. Penggandengan
translokasi pada suatu reaksi penghasil energi untuk mengurangi afinitas
penghantar protein terhadap solute pada permukaan dalam membrane sehingga
protein penghantar akan melepaskan solute tersebut kedalam sel.
Telah diusulkan beberapa mekanisme untuk
menjelaskan dasar molekuler angkutan aktif solut pada mikroorganisme.
Bukti-bukti yang ada menyarankan bahwa angkutan aktif juga dapat dijelaskan
dengan teori kemiosmotik Mitchell. Dalam hal ini, energi yang dilepaskan selama
mengalirnya electron atau lepasnya sebuah gugusan fosfat dari ATP mendorong
proton keluar dari sel. Ini membangkitkan perbedaan nilai Ph dan tegangan
listrik antara daerah di dalam dan diluar sel atau melintasi membrane. Gradient
proton ini menciptakan tenaga yang digerakkan oleh proton (daya protonmotif)
yang dapat digunakan untuk memompa solute ke dalam sel. Ketika proton memasuki
kembali sel, mungkin dengan cara menginduksi perubahan konfirmasi pada molekul
penghantar sehingga afinitasnya terhadap solute berkurang dan solute tersebut
dilepaskan ke dalam sel.
Selain transport nutrient dengan cara transport aktif dan pasif yang telah
dijelaskan, terdapat beberapa nutrient yang memerlukan cara khusus untuk dapat
ditambat dan dimanfaatkan oleh mikroorganisme, diantaranya :
1. Amonia
Bakteri yang mampu memanfaatkan ammonia sebagai sumber energi disebut bakteri
penitrifikasi. 5 genus bakteri penitrifikasi adalah Nitosoccocus, Nitrosomonas,
Nitrosospira, Nitrosolobus, Nitrosovibio. Semuanya adalah bakteri
kemolitoautotrof aerob dan juga mampu mengasimilasi CO2 dari siklus calvin. Bakteri penitrofikasi
biasanya hidup di area perbatasan aerob anaerob ,tempat ammonia biasanya
terdifusi didaerah perbatasan tersebut.
Proses nitrifikasi biasanya melibatkan lebih dari satu mikroba. Misalnya
Nitrosomonas mengoksidasi ammonia menjadi nitrit,kemudian dioksidasi menjadi
nitrat oleh Nitrobacter .
Nitrosomonas pertama kali mengoksidasi ammonia nenjadi hidroksiamin dan air
dengan bantuan ammonia monooksigenase (AMO) . hidroksiamin dipindah dari
sitiplasma ke periplasma . kemudian dioksidasi oleh hidroksamin
oksireduktase (HAO) menjadi nitrit. Pada reaksi itu dihasilkan 4 proton dan 4
elektron .4 elektron ditransfer ke sitikrom C554. Dari 4 elektron ,2 elektron ditransfer
ke ubikuinon selanjtnya ditransfer ke AMO dan 2 elektron ditransfer ke sitokrom
C552. Selanjutnya 2 elektron dari sitokrom C554 dipindah ke sitoplasma melalui
sitokrom aa3 dan diterima oleh oksigen menjadi air. perpindahan electron aa3
dikopling dengan antiport dengan perpindahan proton. Jadi pada reaksi itu
sebagian oksigen direduksi menjadi air dan sebagian lagi diinkorporasi dengan
ammonia menjadi hidroksiamin. Sitokrom aa3 dapat megkopling electron dengan
antoport proton karena sitokrom aa3 mampu memindahkan proton jika ada arus
electron yang melewati dirinya.
Gambar : oksidasi
ammonia oleh Nitrosomonas
2. Belerang
Prokariota yang mampu mengoksidasi belerang adalah pengoksidasi sulfur
fotosintetik, pengoksidasi sulfur nonfotosintetik (Beggiatoa,Thiothrix,Thiobacillus).
Sulfur biasanya sebagai sumber energi dan electron. Sulfur tersebut adalah
hydrogen sulfide (H2S). sulfur (So), sulfit (HSO3) dan tiosulfat
(S2O32-). Semuanya dioksidasi menjadi sulfat.
Bakteri pengoksidasi sulfur biasanya tumbuh
pada media rendah oksigen, karena oksidasi sulfur dapat berlangsung cepat, jika
oksigen rendah. Prokariota mengoksidasi sulfur biasanya autotrof, tetapi dapat
berubah menjadi heterotrof, jika terdapat senyawa karbon organic dalam media.
Gambar : Oksidasi
thiosulfat oleh Thiobacilus versutus
Di periplasma
thiosulfat dioksidasi oleh kompleks multienzim mejadi 2 molekul sulfat dan
menghasilkan 8 elektron dan 8 proton. Proton dilepaskan ke periplasma,
sedangkan electron ditransfer ke sitokrom C552 membran
sel. Kemudian, electron ditransfer ke sitokrom oksidase dan akhirnya diterima
oleh oksigen dan proton menjadi air (H2O).
Delapan proton masuk ke sitoplasma melalui ATP
sintase sehingga menghasilkan 2,67 ATP. Selanjutnya, proton yang berada di
sitoplasma bersama 2 molekul oksigen menerima 8 elektron, sehingga menghasilkan
4 molekul air.
3. Besi
Beberapa prokariota
mampu mengoksidasi ion ferri (Fe2+) menjadi ion
ferat (Fe3+) dengan bantuan oksigen. Oksidasi tersebut
berlangsung cepat pada pH netral dan berlangsung lambat pada pH asam.
Thiobacillus
frooxidans mampu mengoksidasi Fe2+, jika
ditumbuhkan pada ferri sulfat (FeSO4), atau hidup
pada lingkungan yang mengandung ferri sulfat. Dua molekul Fe2+ dioksidasi menjadi molekul Fe3+ dan 2 elektron oleh kompleks enzim ferat yang
berada pada membrane luar. Electron ditransfer ke sitokrom C periplasma yang
berasosiasi dengan rustianinoksidase dan dipakai untuk mereduksi oksigen
menjadi air. Karena terjadi perbedaan potensial (di sitoplasma lebih negatif)
maka timbul gradient konsentrasi elektrokimia. Oleh karena itu perlu dilakukan
transport ion K+ untuk menjaga pH. Setelah
dilakukan pemompaan terhadap ion, maka proton dapat masuk kembali ke sitoplasma
melalui kanal ATP sintase yang dapat digunakan untuk sitesis ATP.
Gambar : Oksidasi besi
oleh Thiobacillus ferooxidans
4. Laktosa
Salah satu
mikroorganisme yang dapat memanfaatkan laktosa adalahE.coli. Transport
laktosa ke dalam sel E.coli didahului dengan transport H+ melintasi membrane dengan cara difusi
sederhana (primary transport) ke dalam sel, untuk mengoksidasi berbagai
nutrient, disebabhan oleh adanya gradient proton dan perbedaan potensial
listrik (di dalam sel lebih negatif). Kemudian transport aktif laktosa ke dalam
sel melibatkan symport dari H+ dan laktosa pada transporter laktosa.
Pengambilan laktosa melawan gradient konsentrasi, semuanya tergantung pada
pemasukan H+, yang menyebabkan terjadinya gradient elektrokimia.
Comments
Post a Comment